Seperti kebanyakan 3D Artist di Indonesia. Gw memulai karir tanpa kemampuan menggambar. Gw berpikir bahwa komputer adalah adalah alat ajaib yang mampu mengatasi keterbatasan personal gw. Bahkan gw sering berdebat dengan sahabat gw Roy Adimulyo yang dari dulu terkenal ngotot mengatakan bahwa kemampuan gambar adalah satu hal yang harus dimiliki oleh seorang animator (3D Artist).
Namun pandangan gw lambat laun berubah dengan melihat semakin banyaknya keterbatasan yang gw gak bisa lampaui dalam berkarya. Sulit sekali bekerja langsung di 3D tanpa bayangan yang jelas mengenai apa yang kita buat. Lebih lanjut lagi gw mengamati bahwa negara-negara yang maju pada bidang 3D Art (Animation & Visual Effects) mempunyai dasar yang kuat pada tradtional Art. Negara-negara seperti Amerika, Canada, Jepang, Perancis, Korea bahkan Philipina terkenal mempunyai artist yang mempunyai kemampuan traditional art (Drawing, Painting, Sculpting) yang sangat kuat. Seringkali mereka telah lama terlatih pada bidang tersebut sebelum akhirnya terjun menjadi CG Artist. Ini menimbulkan pertanyaan di kepala gw “mengapa kemampuan menggambar sangat penting”dimilik oleh seorang animator.
Jawaban mengenai pertanyaan tersebut akhirnya gw temukan saat bekerja di malaysia dalam Project Tripping The Rift. Gw berkesempatan bertemu dengan Steven Stahlberg dan Robert Chang di studio mereka di Damansara dan berbincang-bincang mengenai tradtional Arts. Khususnya drawing.
Steven Stahlberg lah yang mampu menerangkan dengan baik mengenai “mengapa kemampuan menggambar sangat penting”. Dia mengatakan bahwa “bukan kemampuan menggambarnya yang penting, melainkan kemampuan PENGAMATAN dan PERENCANAAN lah yang penting” Menurut Stahlberg menggambar adalah sebuah proses memasukkan “sesuatu” ke otak kita. Mirip dengan proses mencatat pada saat kita menyimak pelajaran di kelas.
Steven Stahlberg juga terkenal dengan ujarannya “SKETCH, SKETCH, SKETCH” dalam buku “Digital Character Modeling”. Baginya membuat perencanaan sebelum bekerja adalah sangat penting. Dengan perencanaan yang baik kita dapat memahami lebih lanjut mengenai apa yang sebenarnya ingin kita buat. Kita juga dapat memilih alternatif yang paling pas dalam berkarya. “Bahkan seorang ahli sekalipun akan memerlukan banyak alternatif sebelum mulai berkarya” lanjut Stahlberg.
Gw sempat curhat mengenai hambatan-hambatan yang terjadi dalam pengembangan animasi di Indonesia. Diantaranya : harga komputer yang mahal, keterbatasan buku dan materi lainnya dan lambatnya akses internet. Stahlberg mengatakan bahwa semua hal diatas tidak bisa diatasi oleh kita karena merupakan wewenang pemerintah. Namun kalau kita ingin maju dengan semua keterbatasan maka kita harus kembali kepada traditional art. Stahlberg mengatakan “Pensil dan kertas itu murah sekali harganya. Jauh lebih murah daripada komputer dan internet. Namun kalau kamu mempergunakannya terus menerus pada akhirnya kamu akan menghasilkan karya yang mencapai kualitas dunia”
Stahlberg juga menambahkan. “Saya tahu banyak orang yang tidak akan sependapat dengan kamu sekembaliny kamu ke Indonesia. Katakan saja kepada mereka bahwa Stahlberg yang mengajarkan ini kepada kamu. Siapa tahu mereka jadi menurut” tambahnya sambil tersenyum.
Oh ya...buat yang penasaran mengenai karya Steven Hagg Stahlberg anda dapat menyimaknya di http://www.androidblues.com/
Jadi buat pembaca yang ingin sekali terjun sebagai 3D Artist (Animator) jangan ragu utk mengangkat pensil dan mulai belajar menggambar. Cara lebih detail utk belajar menggambar akan dibahas dalam tulisan2x berikutnya. Cheers