Nah sejalan dengan kita menjalankan business kita akan muncul faktor-faktor penting lainnya yang bukan cuma “logis” melainkan “psikologis”. Disinilah peran POSITIONING menjadi penting dalam menentukan harga. Secara awam buat gw POSITIONING adalah : bagaimana kita menempatkan diri kita di mata orang lain dan juga apa pandangan orang lain terhadap diri kita. Jadi positioning sifatnya 2 arah. Kita bisa menentukan tapi pada akhirnya oranglah yang menilai.
Bingung? Mudah2xan nggak ya. Untuk mudahnya kita ambil saja dua merek terkenal dengan Positioning berbeda :
- Toyota adalah mobil yang dijual dengan harga murah dan mass production
- Mercedes Benz adalah mobil mewah yang melambangkan sebuah citra ekslusif
- Ferrari adalah mobil sport bagi kalangan berduit penggila sport
Positioning yang harus kita ciptakan harus unik. Tidak boleh sama dengan orang/perusahaan lain, namun juga bisa dipercaya. Mentor saya Andi S Boediman selalu menceritakan cerita tentang perusahaan yang menjual ayam goreng. Kentucky pertama kali datang dan mengklaim sebagai “Jagonya ayam”. Nah produk lokal tentu tidak kalah, Ayam goreng nyonya suharti berusaha masuk dengan positioning “Jagonya ayam local”. Lalu Ayam Bakar Wong Solo pun mau dikenal oleh publik. Tetapi sebagai sesama “ayam lokal” tentu tidak bisa mengklaim posisi Nyonya Suharti. Maka dia pun menciptakan posisi “Ayam yang jago kawin” atau “Ayam beristri empat”. Dengan positioning yang unik itu akhirnya Ayam bakar Wong Solo pun dikenal publik.
Cerita yang lain adalah ttg empat orang bersaudara. Kebetulan paman mereka baru datang dari kampung. Dengan bangga si anak pertama bilang “Oom..oom saya paling pintar lho se Jakarta”...anak kedua tidak mau kalah dengan bilang “Saya paling pintar lho satu sekolah”...anak ketiga pun tidak mau kalah dengan bilang “Oom..saya paling pintar se kampung”....akhirnya si anak bungsu berkata “Saya paling pintar di keluarga ini”. Singkatnya positioning adalah sebuah sikap utk membedakan diri kita dengan orang lain seraya “membanggakan sesuatu” dengan mengatakan bahwa kita “lebih” dari yang lain. Entah apapun kelebihan yang kita coba klaim tersebut.
Kembali kepada Positioning perusahaan, reputasi merek mobil dan ayam goreng yang tadi sudah diceritakan diatas bukan saja merupakan “citra” yang diprojeksikan oleh sebuah perusahaan kepada publik melainkan juga melibatkan reaksi publik terhadap citra perusahaan. Sebuah positioning bisa diterima oleh pasar jika mereka percaya terhadap citra yang kita projeksikan.
Dengan mengambil contoh diatas kita bisa membangun studio perusahaan animasi kita dengan beberapa alternatif. Misalnya pesaing kita telah dikenal sebagai : “Animation house yang murah dan banyak kerjaan”, kita masih bisa menciptakan positioning “Jagonya 3D Animation”. Kalau udah ada yang dikenal seperti itu jangan menyerah, ciptakan lagi “Jagonya Visual Effects”. Kalau udah ada yang ambil juga kita masih bisa klaim yang lebih kecil lagi “Jagonya bikin effect air”...atau kita bisa menempatkan sebagai “Animation house ekslusif berkualitas tinggi yang ekslusif”. Perusahaan kita bisa juga maju dengan memposisikan diri sebagai “Tempat paling asyik buat klien” Anggap saja kita kalah bersaing secara kualitas, bikin aja salon, sauna dan tempat pijat buat klien, jadi walau kerjaan kita “biasa-biasa aja” klien selalu kembali dengan riang.
Harap diingat kalau harga dan kualitas bukanlah satu2xnya patokan bagi kita utk sukses.
Masih inget khan dengan petuah “harga di toko itu memang lebih mahal, tetapi pelayanannya asyik, makanya saya balik terus ke sana. Di toko lain emang lebih murah, tapi ngeselin”
Positioning terjelek yang harus kita hindari adalah “Animation house paling murah”. Percaya deh sama gw kalau selalu saja ada yang berani menjual lebih murah dari kita. Akhirnya semua orang perang harga dan yang rugi ya kita sendiri...para 3D Artist....