Saturday, March 18, 2006
Kita membutuhkan perusahaan besar utk memajukan Animasi Indonesia
Sekarang ini dunia animasi di Indonesia sedang ancur2xan. Kenapa bisa gini. Alasan utamanya adalah karena kelebihan supply dari pada permintaan. Artinya jumlah para pekerja animasi semakin bertambah tetapi kebutuhan animasi di Indonesia tetap gitu2x aja. Menurut perhitungan gw kebutuhan animasi di dalam ph udah bisa dijawab dengan kehadiran perusahaan Post Production seperti Eltra Studio, Pyramid, Mirage, Double Click. Perusahaan animasi yang bisa hidup dengan cukup baik sejauh ini cuma 2 saja, yaitu Geppeto dan Epix. Sisanya mau gak mau harus hidup dari remah-remah yang tidak termakan oleh perusahaan tersebut.

Mengapa bisa terjadi demikian. Tidak lain karena dunia animasi di Indonesia cuma hidup dari pekerjaan yang disebut SHORT FORMAT animation alias animasi berdurasi pendek. Nah pasar paling besar dari SHORT FORMAT adalah iklan.

Bentuk SHORT FORM animation seperti iklan hanya membutuhkan sumber daya yang sedikit. Iklan2x dengan durasi 15-30 detik biasanya bisa dikerjakan hanya oleh 2-7 orang saja dengan pengerjaan antara 1 minggu hingga 1,5 bulan.

Kondisi ini mengakibatkan jenjang karir dalam dunia animasi lokal menjadi pendek. Artinya seorang owner (yang biasanya mantan animator) langsung menjadi kepala bagi animator2x di bawahnya. Pengembangan karir seorang animator menjadi terhambat, karena langkah karir seorang animator hanya menjadi 3 langkah saja: Junior animator, senior animator dan owner.

Semua orang pasti ingin punya kesempatan mengembangkan karirnya. Semua orang tentu ingin pendapatannya bertambah sesuai umur dan pengalaman. Dan pendapatan hanya bisa bertambah jika jenjang karir kita panjang.

Ambil contoh di perusahaan besar seperti Unilever, misalnya kita memulai karir sebagai junior, pada level ini yang dicari adalah pengalaman, jadi orang gak terlalu peduli dengan besarnya gaji, asal bisa hidup saja sudah cukup. Lalu naik menjadi staff tentu gaji bertambah, lalu naik lagi menjadi supervisor, gaji bertambah lagi. Naik menjadi manager, menjadi Direktur, dll...hingga kaya raya hehehe

Nah jenjang karir seperti inilah yang tidak dipunyai dunia animasi lokal. Kalau orang mau naik gaji otomatis dia harus mendirikan perusahaan sendiri. Apalagi animator itu khan termasuk golongan seniman. Golongan seniman adalah orang2x yang mandiri, cenderung egois (maaf ya jangan marah), gak terlalu suka diatur. Akibatnya pikiran utk segera mendirikan perusahaan sendiri menjadi hal yang umum di dunia animasi. Celakanya keinginan ini muncul tanpa didukung pengetahuan dan pengalaman berbisnis cukup.

Akibatnya bertebaranlah para freelancer yang membanjiri lebih dari 70% pasar animasi lokal. Nah para freelancer ini sering mengambil proyek tanpa melakukan perhitungan bisnis yang benar (misalnya memperhitungkan overhead di luar ongkos produksi). Akibatnya perusahaan2x menjadi sulit bersain dengan freelancer yang biasanya menaruh tarif jauh lebih murah dari perusahaan, karena beroperasi secara Independent.

Secara personal gw gak anti dengan freelancer. Gw juga pernah jadi freelancer kok.
Dan kondisi ini juga muncul secara natural, karena lebihnya supply dari permintaan. Cuman kondisi seperti hanya akan memperburuk karir animasi secara keseluruhan. Mengapa? Karena yang terjadi adalah proses banting harga gila2x yang dilakukan oleh semua pihak. Akibatnya banyak perusahaan animasi dan post production yang terpaksa tutup. Akibatnya industri hanya dipenuhi para freelancer yang tidak terikat bentuk apapun.

Kerugian terbesar dari bentuk industri seperti ini adalah terbatasnya kemampuan kita utk mengerjakan hal2x besar seperti film atau game. Karena bentuk2x karya seperti ini membutuhkan jumlah orang yang besar, dan tentu saja membutuhkan modal yang lebih besar dan juga MENTALITAS yang berbeda dengan kondisi sekarang.

Dengan membanjirnya Freelancer, yang terbiasa lepas, akhirnya pada animator akan sulit diikat dalam bentuk korporasi yang memang diperlukan utk menghasilkan sesuatu yang besar. Semua orang sibuk dengan kepentingannya sendiri, sibuk bertengkar satu sama lainnya tanpa ada kesatuan pendapat. Karir juga menjadi terbatas karena pada akhirnya semua orang menyadari bahwa pendapatannya hanya akan mentok di angka tertentu. Kalau sudah gitu semua orang akan rame2x hengkang kaki dari industri ini karena putus asa. Akibatnya semakin terhambatlah perkembangan industri secara keseluruhan.

Nah kondisi inilah yang sekarang terjadi di Indonesia. Inilah jawaban mengapa sampai sekarang kita tidak pernah menghasilkan film animasi yang sukses secara komersial. Inilah mengapa perusahaan animasi banyak yang berhenti di tengah jalan. Dan semua pelakunya mengeluh karena "tidak mendapatkan apa2x"

Utk menjawab masalah ini kita memerlukan lahirnya iklim koorporasi dimana perusahaan2x besar menjadi mercu suar yang menjadi tempat para animator berkiblat. Kita memerlukan perusahaan seperti Pixar, Dreamwork atau Gibli yang melakukan hal2x besar yang mengubah dunia. Perusahaan inilah yang menentukan arah industri dan menentukan standar tertinggi yang bisa dicapai oleh sebuah industri.

Kalau kita lihat di Amerika maka kita akan menemukan bahwa industri dikuasai oleh perusaaan besar yang menguasai 90% pasar. Sementara sisa 10% pasar diisi oleh kalangan independent yang melakukan usaha2x membawa industri ke arah yang lebih baik. Kalangan Independent inilah yang mencari alternatif di luar karya mainstream komersial yang akan mendobrak nilai2x mainstream di masa mendatang. Inilah bentuk balancing yang paling pas dari sebuah industri.

Yang terjadi di Indonesi adalah kebalikannya, dimana lebih dari 70% pelaku adalah kalangan independent, sementara koorporasi berusaha mati-matian utk bertahan. Kita perlu membalik keadaan ini jika benar2x ingin menjawab mimpi kita memajukan industri dan bersaing pada level dunia.

Mau gak mau kita harus berusaha mati2xan menghidupkan bentuk perusahaan besar di Indonesia. Mungkin gak banyak yang sadar kalau hal ini demikian penting. Utk itulah gw sendiri banyak menulis mengenai sisi bisnis dan karir yang gak banyak disadari oleh kalangan Animasi di Indonesia.

Mudah2xan elo gak pusing baca tulisan ini ya (gw sendiri mulai pusing nulisnya). Gw akan tulis secara lebih mendetail mengenai bentuk korporasi perusahaan animasi berskala besar secara mendetail di tulisan berikut

Cheers....adez
 
posted by Adez at 6:54 PM | Permalink |


0 Comments: